PROSIAR – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama anggota Komisi IX DPR RI Drg.Hasnah Syam, Mars, Senin (22/11/2021) menggelar sosialisasi penguatan epndataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021 di Aula Kantor Bappeda, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Selain Hasnah Syam, hadir Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Dra. Hj.Andi Ritamariani, M.Pd dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kabupaten Barru, Jamaluddin, S.Sos, MH.
Saat menyampaikan materi, Hasnah Syam menyinggung tentang tingginya angka stunting di Indonesia saat ini. Berdasarkan data BKKBN, angka stunting di Indonesia 27,7%. Artinya 27 dari 100 anak yang lahir mengalami stunting.
“Kita (Komisi IX DPR RI) bersama BKKBN, terus berupaya bagaimana kita bisa untuk menuntaskan masalah stunting ini,” kata Hasnah Syam.
Hal itu disampaikan Hasnah Syam lantaran BKKBN merupakan salah satu mitra kerja Komisi IX DPR RI. Kedua instansi ini selalu bekerjasama dalam upaya menuntaskan persoalan stunting yang tengah menjadi perhatian khusus presiden Joko Widodo.
Jokowi memberikan tugas kepada BKKBN sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia. Targetnya, tahun 2024 angka stunting bisa turun ke 14%.
“Stunting itu adalah kondisi dimana anak mengalami gagal pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis sejak masih dalam kandungan. Akibatnya si anak gagal tumbuh secara fisik dan juga gagal tumbuh secara kecerdasan. Jadi jika angka stunting tetap tinggi, dikhawatirkan generasi penerus bangsa ini akan sulit bersaing nantinya, karena anak stunting besarnya akan menjadi kurang produktif,” lengkap Hasnah Syam.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Dra. Hj.Andi Ritamariani, M.Pd menyampaikan, di Sulawesi Selatan ada 11 daerah yang menjadi sasaran utama untuk program penurunan angka stunting. Di tahun 2021, angka stunting di ke sebelas daerah tersebut terjadi peningkatan angka stunting. Andi Rita Maryani menduga, kenaikan tersebut dipicu oleh pandemic covid-19 yang tengah melanda tanah air sejak awal 2020 lalu.
“Di Sulawesi Selatan tahun 2020 terdapat 11 kabupaten menjadi sasaran wilayah stunting, dan angkanya menurun. Tapi pada tahun 2021 justru terjadi kenaikan di beberapa daerah. Kami menduga, kenaikan ini disebabkan faktor pandemic yang tengah melanda negeri ini. Karena pandemi membuat ekonomi masyarakat menjadi terganggu,” terang Andi Ritamariani.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kabupaten Barru, Jamaluddin, S.Sos, MH, membeberkan angka stunting di kabupaten Barru. Berdasarkan data yang ia catat, angka stunting di kabupaten Barru tahun 2020 yaitu 9,43%.
“Alhamdulillah pada tahun 2021 ini, angka stunting berkurang menjadi 8,08%. Dari 13.064 balita yang ada di kabuapetn Barru ini,” ucap Jamaluddin.
Untuk mencegah stunting, ada beberapa langkah yang mesti dilakukan yaitu:
- Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
- Rutin memeriksakan kehamilan
- Berikan ASI ekslusif pada bayi
- Berikan imunisasi lengkap
- Berikan makanan dengan gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna)
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Anak yang sudah mengalami stunting, mesti mendapatkan penanganan khusus oleh petugas kesehatan dengan memenuhi kebutuhan gizinya.(art)