Wenny Haryanto: 6 Hal yang Perlu Diperhatikan agar Anak tidak Stunting

Wenny Haryanto, anggota Komisi IX DPR RI

PROSIAR – Masalah stunting atau gagal pertumbuhan yang dialami anak, saat ini menjadi perhatian serius pemerintah. Pasalnya, angka anak yang lahir stunting di Indonesia saat ini sangat tinggi, yaitu 27,4%. Dari 100 anak yang lahir, 27 diantaranya mengalami stunting.

Anak yang mengalami stunting, biasanya ditandai dengan kondisi tubuh yang pendek, lebih pendek dari anak-anak sebayanya. Hal ini diungkapkan Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH, anggota Komisi IX DPR RI, saat menjadi narasumber pada acara sosialisasi penguatan pendataan keluarga kelompok sasaran bangga kencana, Selasa (12/10/2021) di Gereja Santa Clara, Jalan Lingkar luar Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kepada kader KB, kader Posyandu serta warga setempat yang hadir dalam sosialisasi ini, Wenny Haryanto menjelaskan gejala anak yang mengalami stunting.

“Gejala yang pertama, pertumbuhan giginya terlambat, penurunan kemampuan focus dan memory belajar, pertumbuhan tubuh melambat, wajah lebih muda dari anak sebayanya, pubertasnya terlambat, pada usia 8 – 10 tahun anak cinderung pendiam menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya, karena kurang gizi kronis maka anak rawan terserang penyakit, daya tahan tubuhnya rendah,” beber Wenny Haryanto panjang lebar.

Namun Wenny juga menjelaskan cara mencegahnya, agar anak tidak terlahir stunting. Kata Wenny, ada 6 hal yang mesti diperhatikan oleh orang tua, supaya anak terhindar dari stunting.

“Pencegahannya, ketika sedang hamil minum tablet penambah darah, yang kedua nutrisi ibu hamil agar dipenuhi yaitu 4 sehat 5 sempurna, yang ketiga ketika bayu sudah lahir, berikanlah imunisasi dasar lengkap, yang keempat berikan asi ekslusif selama 6 bulan, yang kelima terapkan perilaku hidup bersih, lima dari anggota keluarga Indonesia masih BAB diluar rumah, dan satu dari tiga keluarga di Indonesia belum punya akses air bersih, akibatnya apa, akibatnya bayi mudah terkena infeksi, akibatnya sering diare, karena sering diare makanya gizinya jadi kurang, akhirnya jadi stunting, jadi itulah pentingnya punya akses air bersih, punya jamban sendiri,” lengkapnya.

Selain Wenny Haryanto, juga hadir Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI Mukthar Bakti, S.H, M.H. Ia menjelaskan lebih dalam tentang apa itu Keluarga Berencana.

“Keluarga Brencana itu apa? Merencanakan Keluarga. Bapak ibu kesini ada direncanakan nggak, pasti kan, apalagi hidup, masalahnya nggak ada yang memberikan pencerahan pada kita. Kalau menikah itu apa yang harus dipersiapkan? Biasanya yang dipersiapkan itu preweding, tapi calon bayi tak pernah dipersiapkan,” kata Mukhtar Bakti.

Mukthar Bakti, S.H, M.H, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menrencanakan bayi mesti dipersiapakan dari bibitnya, dari sperma laki-laki, yang biasanya dari 70 hari sebelum membuahi.

“Makan makanan bergizi, makan zink, ikan, telur, vitamin E, artinya kita konsultasikanlah ke dokter apa yang harus saya makan untuk mempersiapkan sperma yang baik, ada nggak begitu? Nggak ada,” ungkapnya.

Kordinator bidang KBKR BKKBN provinsi Jawa Barat Ir.Pintauli R Siregar.MM, menjelaskan tugas penting Badan Kependudukan dan Keluarga Brencana Nasional (BKKBN) dalam meningkatkan kualitas penduduk juga kualitas keluarga Indonesia.

“Jadi kami ini sangat besar perjuangannya sampai dukungan berbagai mitra, legislative, tokoh agama, karena kami diberi tugas yang sangat luas, kami tahun ini diberi tanggu jawab menyelesaikan program stunting,” kata Pintauli Siregar.

Ir.Pintauli R Siregar.MM, Kordinator bidang KBKR BKKBN provinsi Jawa Barat

Pintauli melanjutkan bahwa dengan cara sosialisasi yang dilakukan saat ini, mesti dimasifkan oleh semua pesserta yang hadir juga tokoh-tokoh masyarakat, agar program pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan juga untuk meningkatkan kualitas keluarga menjadi meningkat.

“Inilah harapan kami di BKKBN agar keluarga-keluarga disini bisa juga menjadi penyambung lidah kami dari pemerintah khususnya BKKBN untuk menyampaikan program yang sangat luar biasa ini,” tutupnya.

Acara sosialisasi ini diikyti dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, para peserta yang hadir, juga mendapatkan paket yang sudah disediakan penitia untuk dibawa pulang.(art)